" Standar Kecantikan dari Masa ke Masa: Sebuah Pesan untuk Mencintai Diri Sendiri"
Apakah arti sejarah? Apakah melulu tentang masa lalu?
Menurut anggapan banyak orang, sejarah adalah cabang ilmu yang mempelajari “masa lalu” saja. Sedangkan menurut kamus Britannica, sejarah adalah ilmu yang mempelajari masa lalu, dengan kaitannya terhadap masa kini dan masa depan.
Read more ... all off my wellness post series 💃🤩
🌿 Ngomongin Sheet Mask 101 Yuk!
🌿 Yuk Belajar Sejarah Standar Kecantikan #SELFLOVE
🌿 Jika Harus Memilih Antara Kosmetik Cruelty Free or Vegan | Vegan Organik
🌿 8 Tips SelfCare Ampuh Selama Dirumah Aja versi GlowliciousMe
🌿 Jangan Salah Pilih! Yuk, Kenali 7 Jenis Minyak Zaitun dan Fungsinya

Pak Asep Kambali dalam sharingnya dengan Teh Ani Berta pada Jumat (28/08) lalu menyatakan bahwa 1 detik yang kita lewati sekarang akan membentuk diri kita di masa depan. Jadi apa yang kita lakukan saat ini adalah “membangun sejarah” kita sendiri. Setuju ya beauty escaper?

Dalam sejarah, kita dapat belajar tentang rangkaian kejadian dalam suatu peristiwa dan rangkaian kejadian dalam hidup seseorang.
Peristiwa yang “dipelajari” dalam sejarah adalah peristiwa yang penting dan menyangkut hajat hidup orang banyak.
Seseorang yang “dipelajari” dalam sejarah pun demikian. Peristiwa dan orang dalam sejarah adalah peristiwa dan orang yang tanpanya, tanpa itu terjadi, hidup kita sekarang tidaklah seperti sekarang ini.

Jika dari sejarah peristiwa kita dapat mengerti tentang mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dan apa dampaknya, dalam mempelajari sejarah tentang suatu tokoh (atau lebih kita kenal dengan sebutan biografi), kita tidak hanya mempelajari tentang hubungan sebab akibat suatu peristiwa, namun juga “berkenalan” dengan tokoh tersebut.
Kita berkesempatan untuk mengetahui bagaimana kondisi keluarga tempat ia dibesarkan, apa saja bentuk pendidikan dan kejadian hidup yang menempanya hingga menjadi tokoh dengan karakter yang demikian, dan yang paling penting adalah: hal apa yang kiranya dapat kita teladan dari tokoh tersebut?
Sejarah tentang peristiwa dan tokoh sudah sering dibahas. Kali ini, yuk kita bahas tentang sejarah kecantikan!
Berbicara tentang sejarah kecantikan, ada banyak aspek yang bisa kita gali.
Sejak kapan manusia mulai menganggap bahwa kecantikan dalah suatu hal yang penting? Apa arti penting kecantikan di masa lalu?
Apa saja yang dilakukan orang-orang di zaman dulu untuk memenuhi standar kecantikan di masa itu? Apa pengaruhnya terhadap standar kecantikan dan terhadap produk kecantikan di masa kini?
Dan mungkin masih banyak pertanyaan lain tentang sejarah kecantikan yang ingin teman-teman ketahui. Pada tulisan ini, Tim GlowliciousMe akan mengulas sedikit tentang standar kecantikan dari masa ke masa.

Sejak kapan manusia mulai menganggap bahwa kecantikan dalah suatu hal yang penting?
Kecantikan adalah aspek yang dianggap penting sejak manusia mulai melakukan perawatan terhadap kulitnya agar tetap lembap dan sehat.
Di masa lalu, kecantikan ini dianggap penting karena umumnya keinginan terbesar wanita di masa lalu adalah untuk menikah dan memiliki anak, sehingga aspek tentang standar kecantikan dianggap sebagai suatu asset untuk ditunjukkan kepada orang lain (untuk terlihat menarik pada orang lain).
Hal ini tentu berbeda dengan nilai kecantikan di masa kini dimana perempuan berusaha untuk cantik untuk dirinya sendiri: untuk kepuasan dan kebahagiaan diri sendiri.
Ungkapan di zaman dulu “Aduh, sia-sia deh wajah cantikmu!” tentu sangat tidak relevan di masa sekarang.
Apa saja yang dilakukan orang-orang di zaman dulu untuk memenuhi standar kecantikan di masa itu?
Masa Pra Sejarah: Masa dimana belum ditemukannya tulisan. Bukti sejarah masih berupa lukisan di dinding atau temuan artefak (benda-benda hasil kebudayaan masa lalu)
Berdasarkan bukti sejarah yang ditemukan pada masa ini, dapat diketahui bahwa orang-orang di zaman pra-sejarah menggunakan bahan-bahan alami yang ditemukan di sekitar mereka untuk menjaga kesehatan kulit.

Di Mesir, bahan yang digunakan untuk melembapkan tubuh ketika itu adalah minyak zaitun,
minyak jarak, minyak almond dan lidah buaya.
Zat warna untuk merias diri pun menggunakan pigmen alami yang berasal dari tumbuhan.
Parfum juga dibuat untuk membuat tubuh tetap wangi menggunakan ekstrak minyak
dari tanaman seperti chamomile, lavender, lili, peppermint dan mawar.

Figure 1 Cleopatra dengan riasan matanya. Sumber: giantbomb.com
Selain perawatan kulit, manusia di zaman pra sejarah khususnya di Mesir juga telah melakukan make-up pada bagian mata menggunakan almond yang dibakar untuk menjadi riasan mata.
Mungkin selama ini kita bertanya-tanya, mengapa pada lukisan orang Mesir di zaman dahulu selalu menampakkan bagian mata yang tegas.
Di zaman tersebut, riasan mata gelap berfungsi untuk melindungi mata dari infeksi dan untuk menjauhkan diri dari roh jahat.
Masa Sejarah: Masa dimana tulisan sudah ditemukan. Bukti sejarah berupa catatan atau tulisan di masa lalu. Masa ini dimulai di abad 3000 SM.
Pada masa sejarah, terjadi pergantian nilai kecantikan yang cukup drastis dari masa ke masa. Kali ini, aspek kecantikan yang akan dibahas adalah aspek kecantikan mulai abad 1600an ya.
Era 1600an – Era Renaissance
Di Eropa, masa ini adalah masa dimana kecantikan seorang perempuan menunjukkan status sosial suaminya.
Mengapa?
Jika sang suami semakin sejahtera atau berpenghasilan besar, maka sang istri akan menjadi lebih “sejahtera” juga atau panggilannya di masa sekarang adalah bertubuh subur.
Riasan yang digunakan pada masa ini adalah riasan untuk memutihkan wajah dan jenis rambut yang dianggap menarik adalah rambut pirang. Sedangkan di Jepang, penggunaan rias wajah putih juga banyak digunakan oleh Geisha.

Figure 2 Geisha dengan riasan putih di wajah. Sumber: unsplash.com
Era 1800an - Era Victorian
Penggunaan korset agar pinggang terlihat kecil digunakan di masa ini, merupakan standar kecantikan zaman dahulu yang layak di Era Victorian Era 1800an.
Tidak tanggung-tanggung, tujuannya adalah agar lingkar pinggang hanya 12 inch atau 30,48 cm.
Bisa dibayangkan, lingkar pinggang hanyalah sepanjang 1 buah penggaris 30 cm.
Riasan wajah yang digunakan masih sama yaitu berupa bedak untuk memutihkan wajah.
Riasan wajah yang dianggap normal adalah riasan yang “sewajarnya” dan bukan merupakan hiasan bold karena riasan tersebut dianggap sebagai riasan kaum prostitusi.

Figure 3 Lingkar pinggang kecil sebagai aspek kecantikan di Era Victorian. Sumber: victoriana.com
Era 1900an
Pada masa ini, nilai standar kecantikan mengalami perubahan yang cukup drastis tiap 20 tahun.
Pada 20 tahun pertama di era ini yaitu di tahun 1920an, aspek standar kecantikan wanita yang tadinya berpinggang kecil dengan dada dan pantat yang besar menjadi lebih “maskulin” dengan penampilan dada rata dan tangan yang cukup berotot.
Wanita mulai berani untuk mengenakan pakaian pendek (rok mini dan celana pendek) di depan umum. Riasan mata pun mulai ditemukan (pensil alis, maskara) sehingga riasan yang fokus di mata mulai menjadi trend.
Dua puluh tahun berikutnya (1940an) menunjukkan masa dengan aspek standar kecantikan yang lebih feminin.
Seperti telah dibahas sebelumnya, pada masa ini wanita “dituntut” untuk menjadi cantik agar terlihat menarik bagi pria sehingga mereka dapat menikah. Definisi cantik pada masa ini adalah tubuh berisi namun tetap kurus atau berperut rata.
Ciri khas penampilan di tahun 1960-1980an adalah rambut yang mengembang. Selain itu mulai banyaknya tempat hiburan yang dibuka memungkinkan orang-orang untuk lebih ekspresif dalam hal penampilan: pakaian dengan warna yang cerah dan motif yang besar serta menggunakan manik-manik hingga terlihat bling-bling.
Hal ini pun diikuti oleh riasan wajah bold yang mulai dianggap normal dan menjadi tren. Tentunya hal ini berbeda dengan anggapan di masa lalu dimana riasan bold adalah riasan untuk mereka yang aktif di dunia prostitusi.

Figure 4 Rambut mengembang dan riasan bold menjadi tren di tahun 1980an. Sumber: styleimagination.com
Era 1990 - 2010
Di tahun 1990 hingga 2010, poni (bangs) menjadi trend yang diikuti oleh banyak orang baik laki-laki maupun perempuan.
Standar kecantikan Indonesia maupun di dunia masih sama: kulit putih, tubuh yang kurus.
Riasan wajah menjadi lebih lembut dan terlihat alami.
Era 2020
Di masa sekarang, tahun 2020, tahun dimana nilai kecantikan menjadi nilai yang lebih universal.
Definisi cantik tidak lagi hanya berupa kulit putih, rambut pirang dan tubuh yang kurus.
Beauty come in all shapes and all colours.
Gerakan body positivity pun banyak digaungkan, agar semakin banyak wanita yang mencintai tubuhnya dan bisa lebih percaya diri dalam menjalani hidup.
Tentunya hal ini merupakan hal yang baik.
Mari kita ingat-ingat lagi, sudah berapa banyak kasus eating disorders dan bunuh diri yang terjadi karena body shaming?

Figure 5 Beauty has no colour. Sumber: skincare.com
Mungkin akan ada opini yang mengatakan, “Ya, cantik yang sesungguhnya kan dari hati. Tapi tak bisa dipungkiri hal pertama yang dinilai orang adalah cantik fisik?”
Namun itu kembali lagi ke kita, apakah kita sudah siap dengan konsep “body positivity” ini?
Apakah kita sudah siap untuk berpandangan lebih luas dan berpikiran lebih terbuka tentang betapa diverse sebenarnya kecantikan itu. Saat ini sudah banyak perempuan yang sadar dengan konsep ini.
Hal ini bisa dilihat dari tingginya minat kaum perempuan terhadap produk perawatan kulit (skincare) untuk bisa merawat kulit tetap sehat.
Banyak perempuan yang sudah sadar bahwa tujuan akhir penggunaan skincare adalah kulit yang sehat dan lembap, sehingga kita merasa nyaman dan percaya diri untuk melakukan aktivitas.
Jadi, apa yang bisa kita ambil dari sejarah kecantikan ini?
Bersyukurlah kita hidup di masa sekarang, dimana nilai body positivity telah banyak disuarakan dimana-mana.
Dimana standar kecantikan sesungguhnya itu lebih ke mencintai dan merawat diri untuk hal yang lebih baik lagi.
Berusaha untuk cantik itu sah-sah saja, agar kita merasa sehat dan nyaman di tubuh kita sendiri.
Namun, jangan lupa untuk mencintai diri. Memang, ini bukan perjalanan yang mudah.
Semua orang punya insecurities nya masing-masing yang mungkin tidak kita tahu. Ingatlah bahwa everybody has their own beauty.
Menurut teman - teman beauty escaper apa sih standar kecantikan versi kalian, share yuk! 🙂
Reference Site | some image via
https://www.timetoast.com/timelines/xahttps://www.scienceofpeople.com/beauty-standards/
https://www.nationalgeographic.com/magazine/2020/02/beauty-today-celebrates-all-social-media-plays-a-role-feature/
https://www.thefashionspot.com/beauty/82016-a-timeline-of-beauty-defined-through-the-ages/

evi sri rezeki
10/04/2020 20:22Sejarah kecantikan ternyata berliku sekali ya. Standar kecantikan terus berubah tapi tujuan kecantikannya hampir sama. Bukan buat dirinya sendiri ya. Sedih ya.
Julia
09/29/2020 21:35Nah ini baru anti mainstream. Di mindset Saya sejarah identik dengan perang dunia I,II… Belum lagi asal muasal kerajaan majapahi dll. Padahal Gak cuma itu yah, bahkan sangat Luas ya sejarah itu
Twitter: iffiarahman
09/29/2020 19:26Membaca tulisan ini saya jadi ingin bertanya sejarah ketampanan pria, karena selalu lagi dan lagi yang diberi konstruksi kecantikan adalah perempuan.
Maria G
09/28/2020 16:03betul, dulu saat status perempuan masih begitu rendah
Mereka harus bersaing, karena hanya yang cantik yang beruntung
Pernah baca /nonton film Memory of Geisha?
Si adik yang cantik menjdi calon geisha
sedang si kakak yang berwajah “buruk” masuk rumah bordil
Wida
09/28/2020 14:04aku setuju nih, cantik itu untuk diri sendiri. kecantikan untuk kebahagiaan diri bukan untuk menyenangkan orang lain.
Ghina
09/28/2020 11:39Hai Mbak Lili, menarik ini, sejarah kecantikan nih menjadi sumber penting, apalagi buat perempuan.
Dulu ngerasanya dandan juga karena ikut-ikutan trend dan ikut2an temen2. Ternyata, jika tahu sejarahnya, kecantikan ternyata sudah mempengaruhi status sosial kita ya. thank your for sharing this information mbak
Samleinad
09/28/2020 10:12Standar kecantikan memang selalu berubah. Bila kita lihat lukisan Monalisa, maka kita tahu kalo jaman itu wanita selain cantik wajah juga punya tubuh yg subur.
Terlepas dari standar2 kecantikan yg ada, menurut saya yg paling penting adalah bagaimana kita bisa menerima dan menikmati menjadi diri kita sendiri apa adanya.
Akarui Cha
09/27/2020 22:57Senang sekali bisa mampir ke mari dan belajar tentang sejarah kecantikan. Ya … bersyukur saya hidup di era sekarang. Dimana makna cantik bukan lagi tentang kulit putih dan badan tinggi langsing, namun tentang kulit dan tubuh yang terawat baik.
Ani Berta
09/27/2020 18:49Menarik! Terutama ramuan dari Mesir kuno yang sampai saat ini masih digunakan tapi mahal ya minyak zaitun nya. Soal Geisha saya juga tertarik sampe googling hahaha. Makasih udah sharing Eda.
Serasa baca cerita ini seru.
rizkha
09/27/2020 18:31wah aq baru tau nih tentang sejarahnya, klu cantik versi aq, jadi diri sendiri & selama kita merasa nyaman dgn apa yg kita pakai. thanks ya infonya sangat bermanfaat
Chairina
09/26/2020 12:13sampe sekarang minyak zaitun masih jadi primadona ya untuk menjaga kesehatan kulit kita.
Memang yang terbaik adalah bisa mencintai diri kita sendiri ya.
@nurulrahma
09/26/2020 10:47Definisi kecantikan selalu berubah dari masa ke masa, dan beda antara satu negaraa/daerah dgn yang lain ya.
Yang jelas, kita memang kudu punya semangat body positivity!
Reni
09/26/2020 10:16Saya orang yang senang belajar sejarah dan bersyukur bisa dipertemukan sangan Asep Kambali, bahkan beliau pernah mengkalungkan saya dengan medali pada sebuah lomba pengetahuan tentang sejarah pahlawan Indonesia 😊
icha
09/26/2020 08:54aku mulai percaya bahwa cantik itu bukan soal paras indah aja. Tapi hati dan perilaku seseorang ternyata lebih mampu memancarkan kecantikan.
beberapa kali ditipu sama yang parasnya cantik. ternyata omongannya gak baik, penipu dan hatinya busuk
Desi Noviany
09/25/2020 21:17Cantik itu percaya pada kemampuan diri sendiri. Tidak plin plan. Ikut² yang lagi trending tanpa melihat dan mengukur diri. Itu versi cantik menurutku.
Tahun 80-an klo rambut mau mengembang. Dikepang dua tuh rambut heuheu
Gita Sarrah
09/25/2020 20:16Kalo menurut saya standar kecantikan itu ga melulu mesti dari fisik semata. Inner beauty dan kebersihan badan yang selalu terjaga serta wajah yang bersih dan terawat bisa menjadi contoh standar kecantikan yang lebih abadi.
Ina Tanaya
09/25/2020 18:19Cantik menurut saya adalah orang yang bisa menerima dirinya sendiri. BErdamai dengan masa lalu, sakit hati dan dengki. Sulitnya luar biasa , dibandingkan dengan kecantikan fisik. Thanks sudah berbagi tentang sejarah kecantikan.
Sheilla Utama
09/02/2020 13:02Nambah pengetahuan aku banget nih ^^ And yes totally agree, we have our own beauty 🙂